SATU JAM BERSAMA DR. GUMILAR, S.Pd.,MM SEDERHANA, NAMUN FULL OF KNOWLEDGE

Cuplikan dari Tabloid GANESHA, Volume VII, No.126, Edisi I, Juli 2011 Hasil Wawancara Titing Kartika (Wartawan Tabloid Ganesha). ——————————————————————————————————

SATU JAM BERSAMA DR. GUMILAR, S.Pd.,MM  SEDERHANA, NAMUN FULL OF KNOWLEDGE 

Penulis: Titing Kartika)*

Gumilar, Saat Memberikan Piagam Penghargaan Anak Berprestasi Raudhatul Athfal (RA) Nurul Firdaus

(CIAMIS,11/07/2011). Senja itu, saya baru sempat membaca sebuah tabloid pendidikan yang dibawakan oleh suami saya dari tempat kerjanya. Dalam tabloid tersebut ada satu segmen yang selalu membuat saya tertarik dengan karya salah satu penulis di tabloid tersebut. Tema-tema yang diangkat selalu “menggelitik” dan touchy. Selain isu yang diangkat orsinil, cara penyampainnya pun dikemas secara sederhana sehingga pembaca mudah mengerti. Sang penulis bernama Gumilar. Dari artikel-artikel yang pernah ditulisnya, saya bisa menerka kalau beliau adalah seorang pendidik. Seketika saya merencanakan untuk bisa bertemu dengannya sekaligus untuk mengisi luang saat saya berada di kampung halaman tercinta, Ciamis. Misi saya cukup sederhana ingin bersilaturahmi langsung dengan Doktor Gumilar.…………………………………………………………………………..

PAGI itu tiba, janji saya untuk bertemu Dr. Gumilar telah di-setting. Niat baik saya untuk dapat silaturahmi ternyata disambut hangat. Tidak sulit untuk mencari tempat kediamannya, orang disekitarnya sangat mengenal beliau dengan baik. Tinggal bersama keluarganya di daerah Panoongan, Desa Kertaraharja, Kecamatan Panumbangan, Kabupaten Ciamis dan telah dianugrahi dua orang putra.

Sungguh di luar dugaan, awalnya saya membayangkan kediaman Dr. Gumilar adalah rumah megah bertingkat dengan garasi beton yang kuat dengan satpam disekitarnya, sehingga ada rasa ketakutan sendiri untuk bisa berkunjung ke rumahnya, terlebih ini adalah pertemuan pertama. Ternyata, setelah seorang warga menunjukkan kediaman Dr. Gumilar di sebelah ujung katanya, saya mulai bertanya-tanya sendiri “ini rumah, kantor, tempat kursus, pesantren atau apa ya?” Dari luar sudah terdengar suara seorang laki-laki yang sepertinya sedang berceramah di depan orang-orang. Apa mungkin itu suara Dr. Gumilar?

Saya segera memasuki tempat itu dan langsung menanyakan apa benar ini tempat Dr. Gumilar. Ruangan tempat itu tampak dibuat seperti semi kantor. Beberapa komputer berjajar rapih, sementara di sudut meja tersimpan tumpukan kertas dan mesin printer. Di dinding paling kiri dari arah masuk terbentang susunan organisasi sebagai cerminan apa yang sedang ia bina. Rapi dan menarik dilengkapi dengan visi dan misi organisasi dengan redaksi yang sangat jelas. Wah sebelum bertemu saja saya langsung berargumen sendiri dalam hati, nih orang selain sebagai pelaksana dalam sesuatu rupanya juga seorang konseptor yang hebat.

Argument saya hati saya terhenti saat seorang (sepertinya staf) Dr. Gumilar menyambut kedatangan saya dan mempersilahkan saya duduk untuk menunggu sebentar karena Dr. Gumilar sedang ada kegiatan di ruang sebelah. Sambil menunggu saya tidak melewatkan pemandangan yang indah bentangan bukit yang hijau jelas terlihat dari tempat Dr. Gumilar. Angin sepoi menjadikan dedaunan pohon-pohon disekitarnya menari. Bertambahlah hawa dingin sejuk di tempat itu.

Tak lama dari itu Dr. Gumilar menghampiri saya dengan wajah penuh ramah. Impressi pertama yang ditangkap adalah sederhana dan low profile. Tentu hal ini mengingatkan saya sedang menjalankan studi Master di negeri Jiran Malaysia. Jiwa helpfull  para profesor tidak diskriminatif, dari negara manapun mahasiswanya mereka siap membantu kegiatan berkenaan dengan akademik. Tidak ada sikap arogan sebagai seorang yang bergelar akademik berderet, tidak ada pula gap yang berarti saat diskusi tengah berlangsung. Sepertinya transfer of knowledge berlangsung begitu nyaman dan mengena.

Kembali ke Dr. Gumilar, kepeduliannya dalam mengembangkan pendidikan telah menjadi bagian dari Personal Social Responsibility, dengan kata lain adalah seorang individu yang telah menuangkan idealisme hidupnya dengan penuh tanggung-jawab kepada masyarakat.

“Bangunan ini adalah rumah, kami rela tempat ini sekaligus arena belajar masyarakat dari berbagai tingkat pendidikan. Ini dilakukan hanya untuk memberi akses kemudahan dalam proses pembelajaran bagi masyarakat di tingkat desa”, jawabnya.

Dari situlah saya mulai merenung kembali. Kok ada ya di desa seperti ini dengan gelar akademik tinggi menjalankan hidupnya tidak semata untuk tujuan money oriented? Saya menyampaikan kepadanya bahwa ini sebagai investasi jangka panjang, bahkan dunia dan akhirat. Tersenyumlah Dr. Gumilar sambil berkata “Amiin..” saat mendengar ucapan saya.

Berdiskusi dengannya yang kurang lebih satu jam itu, telah mengingatkan saya secara pribadi bahwa hidup itu harus bisa berguna di mana dan kapan pun kita menginjakkan kaki.Tidak hanya di kota saja bisa mengaktualisasikan diri dengan penuh kompetisi, namun ketika kondisi kita harus bercengkrama dengan desa patutlah dipikirkan apa yang seharusnya dilakukan seihingga menjadikan masyarakat di lingkungan sekitar dapat memaknai hidupnya dengan lebih baik.

“Segala sesuatu itu dimulai dari diri sendiri dan harus diikuti sikap keberanian. Tentunya keberanian yang dimaksud bukanlah seperti para risk taker atau pengambil resiko tanpa diimbangi oleh pematangan pikiran secara intelektual, spiritual, dan emosional”, ujarnya.

Tanpa bermaksud memberi pujian secara berlebihan kepada Dr. Gumilar, eksistensinya di bidang pendidikan, sosial dan kemasyarakatan patut dijadikan teladan. Dr. Gumilar senantiasa menunjukkan kesederhanaannya namun full of knowlodge.

Nah, kiranya pertemuan saya dengan tokoh idealis seperti Doktor Gumilar ini juga menginspirasi banyak pihak untuk berbuat lebih positif dalam segala hal. Untuk yang sudah meraih sukses di kota besar namun pernah merasa lahir di desa, memiliki prinsip seperti dalam ungkapan “Tong Poho ka Lemah Cai” atau peribahasa “Kebo Mulih Pakandangan” yang artinya jangan lupa ke tanah kelahiran atau kembali kepada tanah kelahirannya kiranya menjadi pengingat yang bijak. Kemajuan suatu masyarakat desa tergantung dari peran tokoh masyarakat dalam memberikan kontribusinya serta keterlibatan langsung masyarakat (society involvement) itu sendiri untuk mau maju.

Di usianya Dr. Gumilar yang akan genap 40 Tahun pada tanggal 05 Juli 2011 ini, semoga tetap terus maju dan produktif dalam menghasilkan karya-karya tulisnya maupun mewujudkan mimpi-mimpi yang lainnya. Wilujeng Tepang Taun Doktor Gumilar, langkahmu disertai dengan ketulusan do’a dari semua. (Titing Kartika/Ganesha)***


Melayani Hypnotherapi, Hypnotis Training, Ruqyah Syar’iyyah & Konsultan Usaha Hubungi: Dr.Gumilar,S.Pd.,MM.,CH.,CHt.,pNNLP, Contact Person HP. 081323230058, PIN BB 58640EF8.

Pos terkait

banner 468x60