Hypnosis SHOT-Indonesia:
Teknik “Age Regression” untuk Menghasilkan Kualitas “Revivification”
Manusia memiliki kemampuan untuk mengakses memori masa lalu ini secara baik dan lengkap, dengan syarat bahwa belahan otak logisnya sudah benar-benar tidak aktif, dan digantikan sementara oleh belahan sisi lainnya yang terkait dengan akses ke pikiran bawah sadar. Oleh karena itu untuk menghasilkan regresi dengan kualitas “revivification” mutlak diperlukan kondisi Somnambulism (Deep Trance).
Test Mode Revivification :
Ketika Klien sudah dibawa ke kondisi Deep Trance, maka Hypnoterapist wajib untuk melakukan beberapa test untuk meyakinkan bahwa kondisi Klien benar-benar di mode : “revivification”. Salah satu cara yang termudah adalah dengan membawa Klien ke sebuah waktu tertentu di masa lalu, dan mengajukan beberapa pertanyaan yang harus dijawab secara reflek atau segera oleh Klien. Jika ternyata Klien tidak menjawab secara reflek, maka hal ini menandakan bahwa Klien sedang mencoba “berpikir” untuk memberikan jawaban, atau dengan kata lain masih terdapat sisi otak logis Klien yang masih aktif.
Jika hal semacam ini terjadi, maka Hypnoterapist harus mengulang kembali proses, dan sebaiknya terlebih dahulu dilakukan kembali proses deepening berulang kali.
Sebaliknya jika Klien sudah memberikan jawaban secara reflek, maka Hypnoterapist dapat pula melanjutkan dengan pengujian lain, misalkan melakukan test terhadap kemampuan intelektual Klien, apakah sesuai dengan kondisi umur regresi. Jika Klien memberikan jawaban yang relatif sesuai, maka hal ini menandakan bahwa Klien sudah berada di kondisi “revivification” atau mengalami kembali secara nyata, selanjutnya proses regresi ke titik yang diduga menjadi penyebab kasus dapat segera dimulai.
Pergeseran Time Line :
Ketika seorang Klien sudah berada di kondisi “revivification”, maka untuk berpindah dari suatu waktu ke waktu lainnya sangatlah mudah, bahkan seperti menggeser-geser tombol potensi di peralatan elektronik. Hipnoterapis dapat dengan mudah membawa Klien, misal ke kelas 1 SD, dan sesaat kemudian berpindah ke kelas 3 SMP.
Hal yang perlu diperhatikan :
Ketika Hipnoterapis berkomunikasi dengan Klien dalam kondisi “revivication” ini, maka Hypnoterapist harus bersikap seakan-akan ia hadir di ruang waktu yang sama dengan Klien. Kesalahan cara berkomunikasi akan menyebabkan Klien berpindah dari “revivification” ke “hypermnesia”.
Contoh kesalahan komunikasi yang dapat mengakibatkan berpindahnya Klien dari “revivification” ke “hypermnesia” :
“Ingatkah anda ketika anda duduk di kelas 1 SD, apakah pernah terjadi suatu peristiwa penting yang sangat melukai hati anda?”.
Komunikasi ini menunjukkan bahwa Hypnoterapist berada di ruang waktu yang berbeda dengan Klien, dan akan membuat Klien menjadi memahami bahwa ia tidak benar-benar berada di masa lalu, sehingga berikutnya Klien dapat berpindah menuju keadaan regresi “ingatan yang sangat kuat” atau “hypermnesia”.***
Melayani Hypnotherapi, Hypnotis Training, Ruqyah Syar’iyyah & Konsultan Usaha Hubungi: Dr.Gumilar,S.Pd.,MM.,CH.,CHt.,pNNLP, Contact Person HP. 081323230058, PIN BB 58640EF8.***