HYPNOTISABILITY — Kemampuan Memasuki Kondisi Hypnotik
(CIAMIS,12/07/2016). Hypnotisablity adalah: “kemampuan untuk memasuki kondisi hipnotik”. Hypnotisablity berkaitan dengan persyaratan dasar apakah bagi seorang Subyek atau Client agar dapat dipandu menuju kondisi hipnotik, khususnya untuk Hiponotis Formal.
Persyaratan dasar yang harus dipenuhi, agar seorang Subyek dapat dipandu menuju kondisi hipnotik, yaitu :
1. Bersedia (tidak menolak)
Dikarenakan kendali utama terhadap Critical Area adalah pada diri Subyek, maka diperlukan kesediaan dari Subyek secara sukarela untuk dipandu ke kondisi hipnotik. Dari penjelasan ini, maka kecil kemungkinan bagi seorang Hypnotist untuk memaksakan proses Hipnotis terhadap seseorang yang menolak. Bahkan, bagi seorang Subyek yang sudah bersedia pun, kemungkinan besar akan muncul kesulitan, jika ternyata Subyek tersebut ternyata memendam rasa takut atau cemas terhadap proses Hipnotis
2. Memahami komunikasi
Hipnotis moderen adalah seni komunikasi persuasif, karena itu salah satu persyaratan mutlak adalah terjadinya proses komunikasi antara Hypnotist dan Subyek. Sebagai contoh, misalkan Subyek memiliki gangguan pendengaran (tuli), maka akan sulit dilakukan proses komunikasi, walaupun secara teoritis komunikasi dapat dilakukan pula secara non verbal, tetapi untuk tahap awal ini, kita fokuskan terlebih dahulu bahwa komunikasi normal lebih melibatkan aspek verbal.
Selanjutnya, komunikasi verbal yang terjadi juga harus dapat dipahami dengan baik oleh Subyek. Oleh karena itu proses Hipnotis sangat sulit dilakukan oleh Hypnotist terhadap Subyek yang memiliki perbedaan bahasa. Misal Hypnotist berbahasa Indonesia, sedangkan Subyek hanya memahami bahasa Arab.
3. Memiliki kemampuan fokus
Fokus adalah salah satu kunci utama dalam Hipnotis Formal. Bahkan dalam kondisi trance yang dalam, sesungguhnya yang terjadi adalah Subyek menjadi semakin fokus ke suatu hal, sehingga sesaat seakan melupakan berbagai hal yang dianggapnya tidak penting.
Oleh karena itu, Hipnotis Formal tidak dapat diterapkan kepada mereka yang benar-benar memiliki kesulitan besar (ekstrim) untuk fokus. Contoh : pecandu narkoba kronis yang fungsi indrawinya menurun jauh, atau anak berkebutuhan khusus. (Catatan : anak berkebutuhan khusus masih dapat dipandu ke kondisi Hipnotik melalui metode Hipnotis tertentu, bukan melalui Hipnotis Formal).
Dari penjelasan di atas, tampak jelas bahwa dalam Hipnotis Formal, justru Subyek atau Client yang memegang peranan, sehingga diperlukan 3 persyaratan tersebut.
Peranan seorang Hypnotist ternyata juga terkait dengan persyaratan di atas, yaitu :
- Hypnotist yang ahli, dapat membuat sesorang Subyek yang mungkin awalnya tidak bersedia atau menolak, menjadi bersedia.
- Hypnotist yang ahli dapat menjalin komunikasi yang sangat baik dengan Subyek.
- Hypnotist yang ahli, dapat membuat Subyek menjadi lebih fokus. Sebagai catatan, dalam kasus Hipnoterapi, bahkan seorang Client yang memiliki tingkat fokus normal yang sangat baik, dapat menjadi sangat buruk ketika mengalami permasalahan psikologi.
Selanjutnya, ketika seorang Subyek sudah memenuhi ketiga persyaratan di atas, maka apakah secara otomatis yang bersangkutan menjadi mudah dibawa ke kondisi Hipnotik ? Tentu saja jawabannya bisa “Ya” atau bisa pula “Tidak” !***
Melayani Hypnotherapi, Hypnotis Training, dan Ruqyah Syar’iyyah Hubungi: Dr.Gumilar,S.Pd.,MM.,CH.,CHt.,pNNLP, Contact Person HP. 081323230058, PIN BB 58640EF8, atau https://drgumilar.wordpress.com/2014/01/15/hypnosis-shot-indonesia/***