KERUSAKAN OTAK AKIBAT GAME ON LINE BISA GILA…?!

KERUSAKAN OTAK AKIBAT GAME ON LINE BISA GILA…?!

(CIAMIS, 23/07/2019). Ponpes Nurul Firdaus menerima rehabilitasi korban kecanduan game online.

Benarkah kecanduan game bisa menyebabkan semakin cerdas, menghasilkan uang banyak atau pecandu bisa gila…??!

Telah ada banyak bukti yang menunjukkan bahwa game online dapat memengaruhi otak dan juga menyebabkan perubahan pada bagian tertentu di dalam otak.

Baru-baru ini, para peneliti mengumpulkan dan merangkum hasil dari 116 penelitian ilmiah untuk menentukan bagaimana kecanduan game online bisa mengubah fungsi dan struktur otak, serta memengaruhi perilaku seseorang yang memainkannya.

Berdasarkan berbagai penelitian tersebut, diketahui bahwa video game tidak hanya mengubah cara kerja otak tapi juga strukturnya. Misalnya, penggunaan video game diketahui memengaruhi tingkat fokus dan kemampuan berpikir otak.

Selain itu, kebanyakan hasil penelitian menyatakan bahwa orang yang main game online justru bisa lebih fokus ketimbang yang tidak memainkannya.

Penelitian juga menemukan bahwa video game meningkatkan ukuran dan kemampuan bagian otak yang bertanggung jawab atas visuospasial, yaitu kemampuan seseorang untuk menerjemahkan konsep visual (yang dilihat dari mata). Contohnya seperti membaca jarak, membedakan bentuk dan warna, hingga menempatkan suatu benda.

Para gamer juga mengalami perbesaran ukuran bagian otak hippocampus kanan, yang menjadi tempat memori jangka panjang terbentuk di otak.

Kecanduan game on line bisa gila..?!

Game online tidak selalu memberikan dampak positif. Jika digunakan tanpa aturan, maka orang yang memainkannya akan mengalami kecanduan. Para ahli menyatakan bahwa kecanduan game online bisa menimbulkan gangguan atau masalah kesehatan tertentu.

Pada orang pecandu game, penelitian menemukan adanya perubahan fungsional dan struktural dalam sistem reward saraf. Reward saraf sendiri merupakan kelompok struktur saraf yang berkaitan dengan perasaan senang, pembelajaran, dan motivasi.

Penelitian yang dipublikasikan di Addiction Biology melakukan pemindaian magnetic resonance imaging (MRI) terhadap 78 remaja laki-laki yang berusia 10-19 tahun yang didiagnosis mengalami gangguan internet gaming, dan 73 peserta lainnya tanpa kondisi gangguan tersebut.

Dalam penelitian tersebut, para peneliti membandingkan hubungan antara 25 area yang berbeda dari otak pecandu game dengan kontrolnya.

Hasilnya, para peneliti menemukan adanya peningkatan koordinasi antara bagian kortek prefrontal dorsolateral dan temporoparietal junction di otak, yang diduga membatasi kontrol impuls seseorang. Kondisi ini biasanya ditemukan pada pasien dengan skizofrenia, sindrom Down, dan autisme, dan orang dengan kontrol impuls yang buruk.

Mari kita hindari generasi muda Indonesia dari kecanduan game. ***


Informasi dan komunikasi Rehabilitasi Mental  HP/WA. 081323230058.

————————————————————————–

Pos terkait

banner 468x60