RATNAKU
SAYANG || Part – 2 || Retno Triani Soekonjono || Psikolog
(CIAMIS, 28/01/2022). QS. An-Nisa’ Ayat 132:
وَلِلّٰهِ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِ ۗوَكَفٰى بِاللّٰهِ وَكِيْلًا
Dan milik Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Cukuplah Allah sebagai pemeliharanya.
🌺 Masa Dewasa
Setelah ayahnya meninggal, Ratna ingin pindah ke Bali dengan alasan meneruskan kuliah di Fakultas Arsitektur Universitas Negeri Udayana Bali.
Semua perlengkapan untuk kuliah termasuk meja gambar dikirim dari Surabaya ke Bali. Namun setahun di Bali Ratna sudah tidak ingin meneruskan kuliahnya dan memutuskan pulang ke Surabaya. Semua barang miliknya ditinggal begitu saja, sehingga terpaksa di bawa kembali ke Surabaya oleh sepupu Ratna.
Dia terlihat bingung dan tidak bertanggung jawab.
Dari situs pertemanan melalui internet, Ratna berkenalan dengan Mr. X seorang Bule dari Canada
Setelah saling melakukan komunikasi dan penjajagan dengan bertemu di Surabaya sebanyak 3 kali selama 1 tahun Ratna memutuskan menikah dengan Mr X pemuda Canada yang menjadi muallaf.
Pesta perkawinan sederhana diadakan di rumah, Ratna kelihatan cantik dan bahagia memakai baju pengantin Jawa keemasan didampingi suami bule dengan pakaian senada dengan “blangkon”.
Saya tentu saja sangat bahagia melihat anak gadis saya dipertemukan dengan jodohnya dan diijinkan Allah untuk menempuh hidup baru.
Ratna kemudian pindah ke Vancouver mengikuti suaminya.
Mengetahui adiknya mengikuti suaminya ke Canada, Agam memutuskan kembali ke Indonesia untuk menemani saya.
Saya mencoba menahannya karena di Indonesia saat itu ahli IT dengan spesialisasi seperti yang dimiliki Agam kurang populer dan jarang ada.
Tetapi Agam tetap memaksa pulang karena ia tidak tega melihat ibunya hidup kesepian sendiri.
Agam memang “Anak mama” yang sangat sayang dan melindungi saya.
Dengan mantap ia memutuskan untuk meninggalkan pekerjaan dengan gaji tinggi di Microsoft dan pulang ke Indonesia untuk menemani ibunda tercinta di Indonesia.
Setelah kembali ke Jakarta, Agam segera mencari pekerjaan dan Alhamdulillah mendapat pekerjaan yang bagus di salah satu provider IT besar yang menangani Bank Mandiri Pusat, kemudian berpindah lagi kesatu perusahaan asuransi asing. Agam menikah tahun 2003 dan memiliki seorang putri tahun 2005.
Tampaknya kehidupan perkawinan Ratna di Vancouver banyak mengalami masalah. Perbedaan budaya Barat dan Timur sering kali menimbulkan konflik-konflik kecil. Setiap mengalami konflik dengan suaminya, Ratna selalu menelpon saya, sehingga setiap saat saya mendengar dering hp dimalam hari saya selalu stres.
Namun dering Hp yang saya benci di malam hari terdengar juga…
Ketika saya lihat nomernya bukan nomer Indonesia saya makin stres. Suara seorang laki-laki berbahasa Indonesia terdengar sopan dari seberang, ia menanyakan nama saya dan ketika saya menanyakan kembali darimana ternyata dari Konsulat Indonesia di Vancouver. Saya makin stres ketika laki-laki tersebut mengatakan bahwa Ratna berada di konsulat diantar temannya.
Saya kemudian berbicara sendiri dengan Ratna yang mengatakan bahwa ia bertengkar dengan suaminya dan mengalami pemukulan-pemukulan. Tetangga apartemen mendengar pertengkaran hebat dan menelpon Polisi. Ratna diantar tetangganya ke Konsulat dan Polisi telah menahan suaminya.
Karena tidak ada kecocokan lagi maka mereka memutuskan untuk bercerai.
Ratna pulang ke Indonesia setelah tinggal di Canada selama kurang lebih dua tahun enam bulan.
Sejak itu terlihat kondisi emosional Ratna makin tidak stabil.
Atas anjuran sahabatnya Ibu S ahli kecantikan, Ratna minta ijin pada saya untuk membuka butik di Bali, tentu saja modalnya dari saya.
Tetapi karena kurang promosi dan tidak sabar akhirnya butiknya ditutup setahun kemudian.
Ratna kembali ke Jakarta tinggal dengan saya.
Saat itu saya bekerja sebagai dosen di Fakultas Psikologi di salah satu Universitas Swasta yang terkenal di Jakarta.
✂️ MASA PETAKA AWAL
Perilaku Ratna makin tidak terkendali, sering memaki-maki saya dengan kata-kata kotor dan kasar, melempar barang-barang (piring, gelas, pigura) pada saya. Bahkan mengancam dengan gunting dan mengunci saya dikamar. Pembantu tidak ada yang tahan dan sering berganti-ganti karena dipukul dan disiram masakan bila tidak sesuai dengan keinginannya.
Kemarahannya bisa muncul kapan saja tanpa sebab yang berarti.
Gula habis, baju kurang rapi gosokannya, pembantu tidak cepat datang ketika dipanggil dan hal-hal sepele lainnya bisa menyebabkan piring gelas melayang dan kemarahan yang luar biasa.
Hanya Agam yang ditakuti dan disegani oleh Ratna.
Ia selalu mendengarkan nasehat Agam, namun ketika tidak ada Agam, perilaku Ratna kembali brutal, bahkan mulai membuang hiasan rumah dan perabotan rumah keluar ketika saya sedang bekerja.
Karena saya sudah tidak tahan, saya memanggil polisi untuk mengawal ketika kami membawanya ke apartemennya.
Setelah tinggal di apartemen selama 6 bulan dan merasa tidak nyaman, Ratna merengek minta untuk tinggal bersama saya kembali dan berjanji tidak akan mengulangi perilakunya.
😭 KEHILANGAN ANAK PERTAMA
Agam adalah anak yang sangat bijak dan merupakan pelindung saya dari ancaman Ratna, berkali-kali dia menasehati adiknya untuk tidak melakukan perbuatan kasar pada saya. Bahkan mengancam adiknya bila Ratna tidak menghormati Mama dia tidak segan-segan akan bertindak tegas lapor ke polisi untuk memenjarakannya. Saya merasa tenang bila Agam berkunjung ke rumah saya.
Tetapi sekali lagi
Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak.
Agam pemuda yang bertubuh tinggi, berkaca mata, selalu sehat tanpa ada gejala apapun tiba-tiba pada pagi hari mimisan ( keluar darah dari hidung) . Saat itu dia sedang menginap dirumah saya karena isteri dan anaknya yang berumur 3 bulan sedang berada di Kudus untuk berlebaran.
Saya segera membawanya ke RS terdekat dan diagnosa dokter adalah Demam Berdarah.
Agam harus ditransfusi karena trombositnya sangat rendah.
Isteri Agam yang sudah datang dari Kudus dan keluarga dekat selalu menunggui, mendoakan dan membaca ayat-ayat suci Al Qur’an, mohon pada Allah agar Agam cepat sembuh, sehat seperti sediakala.
Namun kondisi Agam tetap “naik turun”, walaupun sudah di transfusi dalam jumlah yang cukup banyak. Ia kembali masuk ICU.
Dokter memutuskan untuk melakukan observasi yang lebih mendalam pada darah Agam.
Observasi DIRENCANAKAN akan dilakukan pada hari Senin.
Namun Allah memiliki RENCANA yang terbaik bagi Agam.
Hari Sabtu malam tepat seminggu di RS, Agam meninggal dunia, pada tanggal 20 November 2005.
Agam Aviananta umur 36 tahun, anak yang sholeh, sabar, pintar, bijak, sejak kecil tidak pernah membantah orang tua, sayang pada isteri dan anak meninggalkan kami semua untuk menghadap Sang Khalik.
Agam dimakamkan di pemakaman DKI Karet Bivak.
Hancur hati saya, sangat sedih karena anak yang menyayangi dan melindungi saya, pergi meninggalkan saya untuk selamanya.
Tetapi saya berusaha tetap tegar, ikhlas karena Agam adalah milikNya.
Saya sadar Allah SWT sedang menguji keimanan saya.
Ya Allah kuatkan iman saya…
Cobaan yang makin berat yang saya alami akan saya lanjutkan ditulisan saya berikutnya. ***