RATNAKU SAYANG || Part-3 || Retno Triani Soekonjono ||
Psikolog
(CIAMIS,29/01/2022). Surat Al-Mu’min Ayat 55:
فَٱصْبِرْ إِنَّ وَعْدَ ٱللَّهِ حَقٌّ وَٱسْتَغْفِرْ لِذَنۢبِكَ وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ بِٱلْعَشِىِّ وَٱلْإِبْكَٰرِ Arab-Latin: Faṣbir inna wa’dallāhi ḥaqquw wastagfir liżambika wa sabbiḥ biḥamdi rabbika bil-‘asyiyyi wal-ibkār
Terjemah Arti: “Maka bersabarlah kamu, karena sesungguhnya janji Allah itu benar, dan mohonlah ampunan untuk dosamu dan bertasbihlah seraya memuji Tuhanmu pada waktu petang dan pagi.”
SCHIZOPHRENIA
Sepeninggal Agam (abangnya) perilaku Ratna makin tidak terkendali.
Marah sudah menjadi “menu” sehari-hari, pagi, siang, malam tidak pernah berhenti.
Saya sering pergi dari rumah, tidur di tempat adik atau di hotel sendirian untuk menghindari kemarahan Ratna yang luar biasa. Saya “melarikan diri” dari rumah karena saya harus tetap segar dan fokus untuk bisa mengajar di pagi hari.
Sebagai psikolog, saya tahu bahwa perilaku Ratna disebabkan karena adanya gangguan mental, namun saya tidak tahu secara detil dan tidak mampu mengatasinya.
Oleh karena itu saya datang ke seorang psikiater wanita Dr T yang berpraktek di salah satu RS Khusus di Jakarta Selatan.
Setelah berdiskusi, maka diambil kesimpulan bahwa Ratna menderita SCHIZOPHRENIA yaitu Gangguan yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berpikir, merasakan, dan berperilaku dengan baik.
Penyebab pasti Schizophrenia TIDAK DIKETAHUI, namun kombinasi genetika, lingkungan, serta struktur dan senyawa kimia pada otak yang berubah mungkin berperan atas terjadinya gangguan.
Schizophrenia dapat terjadi kapan saja, artinya bisa terjadi pada anak kecil, orang dewasa naupun lansia.
Perawatan dapat membantu, namun penyakit ini TIDAK DAPAT DISEMBUHKAN.
Kalau dibiarkan (tidak diberi obat) maka penderita dapat menjadi gila atau biasa disebut Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ).
Kalau di desa ODGJ sering dipasung.
Ibarat kejatuhan bom…saya tersentak kaget namun saya terima keputusan dokter sepenuhnya. Saya ikhlas…
Penyebab pasti BELUM DIKETAHUI…. saya camkan betul-betul.
Saya mencoba menelusuri riwayat keluarga saya, seingat saya tidak ada yang menderita Schizo. Keluarga suami, saya tidak tahu secara detail karena berasal dari Aceh.
Sejak di vonis menderita Schizo tahun 2004, Ratna mulai mengkonsumsi obat-obatan untuk menstabilkan emosinya.
Awalnya berupa obat tetes, yang tidak berwarna dan tidak berbau.
Namun walaupun sudah minum obat, pada saat-saat tertentu emosinya tidak bisa dikendalikan. Sehingga terpaksa dimasukkan ke RS Khusus tempat rehabilitasi di Jakarta, untuk pertama kalinya tahun 2005 selama empat hari.
Selanjutnya obat diberikan dengan suntikan satu bulan sekali, dilakukan oleh perawat yang datang ke rumah…
Penampilan Ratna dari luar seperti orang yang sehat, masih cantik, langsing dan senang bersolek.
Saya kemudian pindah rumah dan Ratna tinggal di rumah lama di daerah Jakarta Barat, yang cukup nyaman dengan beberapa kamar.
Agar tidak kesepian Ratna menerima temannya, seorang ahli kecantikan merangkap paranormal yaitu bu S yang sudah dikenalnya sejak dari Surabaya untuk tinggal bersamanya.
Bu S membuka praktek dirumah Ratna, dengan sepengetahuan saya karena saya juga mengenal Bu S sejak di Surabaya saat menjemput Ratna setelah melakukan perawatan kecantikan.
Bu S hanya sekitar dua tahun tinggal bersama Ratna di Jakarta, dan selanjutnya Bu S pindah ke Bali.
Hubungan Ratna dan bu S tetap erat, bila ke Bali Ratna selalu menghubungi Bu S untuk pergi bersama, bahkan Ratna pernah menginap di rumah Bu S.
Pada tahun 2009, Ratna menikah dengan teman SMA dan tinggal di rumah Ratna.
Harapan saya dan Ratna, suaminya bisa memahami, menenangkan dan menjaga emosi Ratna.
Ternyata kenyataan jauh dari harapan.
Suami Ratna kurang bertanggung jawab, sering pindah pekerjaan, terlihat sibuk namun hasilnya kerjanya sangat tidak memadai. Sehingga untuk memenuhi biaya hidup di Jakarta, saya harus memberi bantuan bulanan.
Oleh karena itu, Ratna berinisiatif untuk membuka tempat kost di rumah. Ada 3 kamar di lantai bawah, yang di kostkan untuk wanita.
Sejak menikah Ratna mulai merokok, karena pengaruh suaminya.
Hubungan suami-isteri yang tidak harmonis imenyebabkan Ratna mudah sekali emosi, walaupun obat untuk Schizo yang saat itu berupa tablet tetap dikonsumsi dengan teratur karena Ratna sendiri menyadari bahwa bila Ia tidak minum obat, ia akan cepat marah.
Sejak menikah tahun 2009 sampai tahun 2012, Ratna keluar masuk RS Rehabilitasi Khusus di Jakarta sebanyak 3 kali, artinya hampir setiap tahun dia masuk Rumah Sakit Khusus.
Terakhir, ketika saya datang ke rumahnya, saya melihat luka bakar di pelipis kiri dan ketika saya tanyakan Ratna mengaku dia sendiri yang membakar wajahnya karena dia merasa sebagai anak durhaka kepada ibunya.
Dengan cepat saya bawa Ratna ke RS Khusus langganan, untuk dirawat.
Semua biaya pengobatan dan biaya Rumah Sakit selama ini walaupun Ratna sudah menikah tetap menjadi tanggungan saya.
Suaminya tidak bertanggung jawab, jarang menjenguk bahkan Ia melakukan hubungan gelap dengan orang yang kost di rumah Ratna.
Saat dirawat di RS Khusus ( tahun 2012), Ratna mengalami kesulitan untuk makan, karena
makanan yang dikonsumsi tidak bisa masuk sama sekali, Ratna selalu muntah.
Pihak RS Khusus minta pada saya agar Ratna dipindahkan ke RS Umum karena RS Khusus tersebut tidak memiliki fasilitas untuk pengobatan penyakit fisik.
Setelah mencari ke mana-mana, akhirnya saya bisa menemukan RS Swasta yang tidak jauh dari tempat tinggal saya, namun yang tersedia hanya kamar VIP yang tarifnya cukup mahal.
Apa boleh buat, demi anak saya yang sangat kesakitan saya masukkan anak saya ke RS tersebut.
Alhamdulillah atas ijin Allah, apartemen Ratna yang saya tawarkan untuk di jual bisa terjual dengan cepat keesokan harinya, sehingga saya merasa tenang menghadapi musibah ini.
Kebesaran Allah..
Di RS Swasta ini Ratna ditangani 4 dokter: Penyakit Dalam, Psikiater, Bedah dan Radiolog.
Setelah diobservasi ternyata saluran makanan dari lambung ke usus besar BUNTU !
Makanan dan cairan sama sekali tidak bisa masuk, namun observasi yang lebih teliti harus tetap dilakukan.
Karena Ratna sudah sangat lemah akhirnya diputuskan untuk dilakukan operasi.
Sebelum operasi yang tergolong operasi katagori besar -khusus ini dilakukan, Ratna harus melakukan foto rontgen di bagian kepala, leher, dada-perut-pinggul.
Setelah selesai di Rontgen, saya dipanggil oleh ahli Radiologi.
Saya merasa “aneh” mengapa saya dipanggil, ternyata ketika dokter menunjukkan hasil Rontgen,
saya kaget luar biasa, karena ternyata dikepala, leher, dada dan perut Ratna banyak logam seperti jarum yang panjangnya sekitar 2 mm.
Radiolog minta pada saya untuk mencari ustad atau “orang pintar” untuk berdoa didepan kamar operasi selama operasi berlangsung. Jarum kecil tersebut di kenal sebagai SUSUK KECANTIKAN yang mengandung kekuatan mistis.
Dokter mengatakan bahwa walaupun beliau ahli dalam bidang medis, beliau percaya tentang hal-hal nonmedis karena memang ada dalam kehidupan sehari-hari.
Saya cari orang yang faham betul tentang agama dan saya minta untuk berdoa di depan pintu kamar operasi selama 4 jam.
Akhirnya Ratna berhasil dioperasi dengan sukses walaupun sebagian lambung dan usus besarnya harus dibuang.
Selama satu bulan Ratna dirawat dan dioperasi di RS, suami Ratna tidak pernah berkunjung bahkan kabur ke Surabaya.
Kisah Ratna setelah operasi besar – khusus tahun 2012, akan saya ceritakan di tulisan berikutnya…***