HARGA DIRI TINGGI & KESOMBONGAN || Retno Triani Soekonjono ||
Psikolog
(CIAMIS,15/02/2022). Sundari, Presiden Komisaris sebuah perusahaan besar yang berkantor di Jakarta mengkritisi Waskito “bawahannya” yang tidak hadir untuk menyambutnya ketika Ia melakukan kunjungan kerja ke wilayah dimana Waskito memimpin sebagai Kepala Cabang.
Harga diri itu penting karena mempengaruhi proses pengambilan keputusan, hubungan sosial, kesehatan emosional , dan kesejahteraan seseorang secara keseluruhan.
Harga diri juga merupakan motivasi, karena orang-orang dengan pandangan yang sehat dan positif tentang potensi mereka akan terinspirasi untuk menghadapi tantangan baru.
Selama ini para ahli mengatakan bahwa harga diri yang tinggi adalah satu potensi yang baik.
Namun dalam beberapa tahun terakhir, harga diri telah diteliti secara lebih mendalam setelah para ahli menemukan kaitan harga diri dengan perilaku agresif dan kesombongan.
Peneliti Michael Kernis, PhD, profesor psikologi di Universitas Georgia mengatakan harga diri yang tinggi dapat menjadi berbahaya bila disertai dengan pembelaan verbal, seperti menyerang orang lain ketika keyakinan atau “nilai” orang yang bersangkutan
terancam.
Sebuah studi baru menunjukkan bahwa harga diri yang tinggi belum tentu harga diri yang sehat karena ada berbagai jenis harga diri yang tinggi.
“Ada banyak jenis harga diri yang tinggi, dan dalam penelitian ini kami menemukan bahwa bagi mereka yang harga dirinya tinggi tapi rapuh dan dangkal, tidak lebih baik daripada mereka yang memiliki harga diri yang rendah,” kata Kernis.
Orang dengan harga diri tinggi yang rapuh, mengatasi keraguan diri mereka dengan kecenderungan berlebihan untuk membela, melindungi, dan meningkatkan perasaan harga diri mereka.
Hasil penelitian Kernis, yang diterbitkan dalam Journal of Personality, menunjukkan bahwa orang-orang dengan harga diri tinggi yang aman tampaknya menerima diri mereka sendiri dan cenderung tidak membela diri secara verbal dengan menyalahkan orang lain.
Sebaliknya, mereka yang memiliki harga diri rendah atau harga diri tinggi yang rapuh lebih defensif (bersikap bertahan) secara verbal atau dengan kata-kata.
Kernis mengatakan tidak ada yang salah dengan orang-orang yang ingin merasa lebih baik tentang diri mereka sendiri.
Usaha untuk meningkatkan harga diri adalah hal yang baik, tetapi harga diri yang berlebihan dapat menimbulkan kesombongan
dan narsisme.
☘️ Kesombongan
Kesombongan dicirikan oleh perasaan berlebihan tentang pentingnya kemampuan dirinya.
Individu yang sombong sering merasa bahwa mereka tidak perlu belajar dari orang lain, sehingga mereka bertindak seperti orang yang tahu segalanya.
Orang yang sombong juga suka berbicara tentang diri mereka sendiri. Mereka membual tentang prestasi, keterampilan dan kemampuan mereka, dan sering mengabaikan kemampuan orang-orang di sekitar mereka. Sadar atau tidak sadar, mereka membuat orang lain merasa kurang penting. Mereka terbiasa menggunakan bahasa yang merendahkan, membicarakan orang, atau menggunakan bahasa tubuh yang menunjukkan kurangnya minat pada orang lain.
Itulah sebabnya orang yang sombong menyombongkan prestasi dan kemampuannya sambil cenderung merendahkan orang lain.
Bahkan ketika prestasi yang dicapainya adalah karena faktor keturunan atau hadiah dari orang lain.
Memiliki harga diri yang sehat berarti memiliki pandangan positif dalam hidup dan menerima diri sendiri apa adanya.
Berbeda dengan kesombongan dimana sesorang berusaha membuat dirinya kelihatan lebih baik dengan meremehkan orang lain.
“Kepemimpinan yang arogan adalah racun bagi sebuah organisasi.
Itu terlihat seperti kekuatan tetapi sebenarnya merupakan kelemahan yang merugikan”.Ira Chaleff**