KEPERCAYAAN || Retno Triani Soekonjono ||  Psikolog

KEPERCAYAAN || Retno Triani Soekonjono || 
Psikolog

(CIAMIS, 20/03/2022). Tahun 2024 masih dua tahun lagi, namun saat ini sudah terlihat upaya untuk menentukan pilihan presiden pengganti presiden Jokowi yang menurut konstitusi tidak boleh mencalonkan diri lagi.

Berbagai survey independen menghasilkan deretan beberapa nama yang diklaim sebagai pilihan masyarakat.
Namun dalam kenyataannya orang masih bingung menentukan pilihan yang tepat sebagai presiden RI berikutnya.

Menentukan kandidat yang cocok untuk sebuah jabatan biasa dilakukan oleh petinggi organisasi/perusahan dengan bantuan psikolog.
Dasar penentuan kandidat yang cocok atau sesuai untuk menduduki suatu jabatan adalah _Job Description_ (Jobdesc) jabatan tersebut.

Namun untuk suatu organisasi besar seperti NKRI, belum pernah disusun Job desc untuk jabatan presiden.
Orang hanya menerka-nerka, aspek-aspek psikologis apa yang sekiranya harus dimiliki oleh seorang presiden.
Apakah potensi (aspek yang ada dalam diri individu) seperti IQ, Kepribadian, Kepemimpinan atau Kompetensi yang telah dibuktikan dengan kerja nyata?
Idealnya gabungan potensi dan kompetensi yang prima harus dimiliki oleh seorang presiden.

Cara yang juga banyak digunakan adalah melihat _Track Record_ (rekam jejak) kandidat dalam memimpin suatu organisasi sebelumnya.
Dari situ dapat diketahui apakah kandidat Capres/Cawapres mampu mewujudkan aspek KEPERCAYAAN sehingga rakyat percaya bahwa ia layak memangku jabatan sebagai Presiden.

Menurut psikolog Erik Erikson, Kepercayaan atau _Trust_, adalah tahapan awal dalam perkembangan manusia.
Kegagalan dalam periode awal perkembangan manusia ini akan memiliki dampak negatif atau krisis pada tahapan berikutnya termasuk Integritas sebagai tahapan akhir.

Kepercayaan adalah dasar dari kepemimpinan yang hebat. Kekuasaan
yang didasarkan pada persepsi bahwa pemimpin yang menampilkan perilaku dan karakteristik yang mendapatkan rasa hormat dan kepercayaan orang lain, adalah salah satu basis kekuasaan yang paling penting ketika mengelola karyawan atau bawahan, menurut sebuah studi tahun 2016 dari _The Center for Leadership Studies_ dan Industri Pelatihan, Inc.

Ketika seorang pemimpin mampu dipercaya oleh bawahannya, maka Ia memiliki kekuatan untuk menyelesaikan sesuatu.

Jika pemimpin adalah orang yang terpercaya, bawahan akan merasa diberdayakan untuk membagikan ide dan pendapat mereka, bahkan ketika mereka berbeda pandangan dengan pemimpinnya.
Oleh karena itu, kepercayaan memainkan peran penting ketika pemimpin mencoba melakukan perubahan dan peningkatan organisasi.

Kepercayaan timbal balik menciptakan pemimpin masa depan.
Ketika Pemimpin memercayai bawahan, Ia akan memberdayakan bawahan untuk memiliki kesuksesan mereka sendiri. Ketika mereka memiliki kesuksesan mereka bertanggung jawab atas kinerja dan hasil mereka.
Jika kepedulian yang diterima bawahan konsisten, rasa percaya akan terbawa bersama mereka ke hubungan lain, dan mereka akan merasa aman bahkan ketika terancam. Jika kebutuhan ini tidak terpenuhi secara konsisten, ketidakpercayaan, kecurigaan, dan kecemasan dapat berkembang.

Karena pentingnya aspek Kepercayaan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin, maka pertanyaannya :

Apakah kandidat presiden yang telah diumumkan oleh lembaga survey independen , telah membangun kepercayaan pada anggota staf /bawahannya atau Rakyat yang dipimpinnya?

Tindakan apa yang telah mereka ambil selama ini atau karakteristik apa yang mereka tunjukkan untuk membangun kepercayaan itu?

Kalau aspek Kepercayaan tidak mampu dibangun oleh kandidat presiden, dan bahkan selama ini dia menunjukkan arogansi kepemimpinan, jangan harap NKRI akan berkembang secara sehat, menjadi negara yang disegani negara lain di dunia bila Ia menjadi presiden.
Bisa diprediksi bahwa nantinya tidak akan ada transparansi, karena transparansi melahirkan kepercayaan.

Mari kita teliti potensi, kompetensi dan karakteristik kandidat unggulan Capres dan Cawapres.
Jangan memilih kucing dalam karung, karena salah pilih pada saat pencontrengan yang hanya berlangsung beberapa menit di bilik suara ketika pemilu, akan mengakibatkan derita kehidupan sedikitnya selama lima tahun kedepan.

“Kepercayaan menjadi kokoh ketika kata-kata secara konsisten didukung oleh perbuatan”, George David Miller.***

Pos terkait

banner 468x60