PERANG RUSIA & UKRAINA || Retno Triani Soekonjono || Psikolog

PERANG RUSIA & UKRAINA || Retno Triani Soekonjono ||
Psikolog

Merdeka!🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩

(CIAMIS, 01/03/2022). Konflik Rusia dan Ukraina yang berujung invasi mulai Kamis (24/2) belum juga selesai hingga saat ini. Ratusan warga Ukraina disebut telah menjadi korban dalam perang tersebut.

Terlepas dari penjelasan politis yang mendasari timbulnya perang antara Rusia dan Ukraina,
penjelasan psikologis tentang Perang pada umumnya banyak diutarakan oleh beberapa Psikolog dan dimuat dalam beberapa artikel diantaranya Psychology Wiki.

Perang adalah interaksi di mana dua atau lebih militer memiliki “ kehendak untuk diperjuangkan”

Psikoanalis Italia Franco Fornari, seorang pengikut Melanie Klein
berpendapat bahwa perang adalah “elaborasi” paranoid atau proyektif dari berkabung. (Fornari 1975). Bangsa dan negara kita memainkan peran keibuan yang tidak disadari dalam perasaan kita, seperti yang diungkapkan dalam istilah “tanah air.” Fornari berpendapat bahwa perang dan kekerasan berkembang dari “kebutuhan cinta” kita, keinginan kita untuk melestarikan dan mempertahankan objek suci yang melekat pada kita, yaitu ibu dan keterikatan kita dengannya.
Bagi orang dewasa, bangsa adalah objek suci yang menghasilkan peperangan.

Fornari juga berfokus pada pengorbanan sebagai inti dari perang, yaitu kesediaan luar biasa dari manusia untuk mati demi negara mereka, untuk memberikan tubuh mereka kepada bangsa mereka.
Ia juga menyebut perang sebagai “pembentukan” kondisi manusia yang luar biasa di mana kematian diasumsikan sebagai sesuatu yang tidak bisa dihindari untuk tujuan tersebut.

Juga dikatakan bahwa pemimpin berperan sebagai ayah dan masyarakat berperan sebagai anak.
Itulah sebabnya mengapa masyarakat bisa menjadi sangat memberontak atau sangat patuh.
Hal tersebut juga disebabkan karena sebagian besar orang dalam satu negara belum dewasa sepenuhnya.

🔸Teori analisis _tradeoff_
Perang terjadi ketika sekelompok orang atau organisasi merasakan bahwa manfaat yang dapat diperoleh lebih besar daripada biayanya. Hal ini disebabkan karena berbagai alasan:

1. Untuk melindungi kebanggaan nasional dengan mencegah hilangnya wilayah.

2. Untuk melindungi mata pencaharian dengan mencegah hilangnya sumber daya

3. Untuk menjatuhkan hukuman pada “pelanggar”, terutama ketika satu negara lebih kuat dari negara lain dan dapat secara efektif memberi hukuman.

4. Untuk membunuh tanpa belas kasihan dan mendapatkan kekuasaan mutlak atas manusia.

Selama orang masih memiliki pikiran bahwa beberapa orang memiliki hak untuk memerintah orang lain dengan paksa, dan hal tersebut dianggap baik, maka tidak akan ada perdamaian di dalam suatu bangsa dan tidak ada perdamaian di antara bangsa-bangsa di dunia.

“Jika kita mengakui bahwa kehidupan manusia dapat diatur oleh akal, maka semua kemungkinan tentang kehidupan telah hancur”, Leo Tolstoy.***

Pos terkait

banner 468x60