DOOR IN THE FACE STRATEGY & PENUNDAAN PEMILU 2024 || Retno Triani Soekonjono || Psikolog

DOOR IN THE FACE STRATEGY & PENUNDAAN PEMILU 2024 || Retno Triani Soekonjono ||
Psikolog

Merdeka! 🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩

(CIAMIS, 07/03/2022). Mengikuti perkembangan politik yang menyangkut wacana masa jabatan presiden NKRI tiga periode, ditinjau dari aspek psikologi adalah hal yang menarik.

Awal mulanya banyak suara yang menginginkan amandemen Undang-undang Dasar 45 untuk merubah pasal
Pasal 7 UUD 1945 yang berbunyi :
“Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatan selama lima tahun, dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama, hanya untuk SATU KALI masa jabatan.”

Intinya mereka menginginkan Presiden Jokowi bisa dipilh kembali setelah 2 (dua) periode menjabat sebagai presiden.
Alasan yang dikemukakan beragam dan dikatakan demi kebaikan Rakyat Indonesia, karena Presiden Jokowi dianggap telah sukses menjalankan tugasnya, dengan indikator tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Presiden Joko Widodo mencapai 71,7 persen.

 

Presiden Jokowi sendiri sejak awal menyatakan bahwa Tidak Bersedia untuk dipilih kembali setelah dua periode menjabat sebagai presiden, sesuai dengan amanat konsitusi.
Presiden taat pada konstitusi dan ingin memberi contoh yang baik pada rakyat Indonesia.

Mengapa kelompok-kelompok tertentu tetap menghendaki Presiden Jokowi memerintah kembali padahal beliau jelas tidak bersedia ? Strategi apa yang dimainkan?

Egoisme psikologis mengacu pada konsep bahwa kepentingan pribadi memotivasi semua tindakan manusia.
Salah satu argumen yang sangat umum untuk egoisme psikologis adalah : meskipun di permukaan tindakan seseorang mungkin tampak egois atau tindakan orang lain mungkin tampak tidak egois, dalam kedua kasus tersebut tetap bisa dikatakan bahwa setiap orang hanya melakukan apa yang ingin mereka lakukan, itulah yang menjadi sifat/ciri dasar dari egois.

Egoisme psikologis menunjukkan bahwa orang hanya melakukan apa yang membuat mereka merasa baik, dan membuat semua tindakannya berpusat pada dirinya.
Misalnya, Anda membantu seorang lansia menyeberang jalan raya karena jika tidak dibantu, Anda akan merasa bersalah bila lansia tersebut tertabrak kendaraan yang lewat saat Ia menyeberang jalan.
Jadi agar merasa nyaman dengan diri sendiri, Anda membantu lansia tersebut menyeberang jalan.

Semakin egois seseorang, dan megalomaniak ( perasaan memiliki kekuasaan, keagungan, kebesaran ), maka semakin sedikit kebaikan yang bisa diharapkan dari orang tersebut. Namun biasanya orang-orang yang egois, megalomanian dan narsis berusaha untuk terlihat menyenangkan dan murah hati.
Perkataan dan perbuatannya “disesuaikan” dengan kondisi tertentu agar mereka terkesan baik.
Ada pesan tersembunyi yang ada dalam perbuatan dan perkataannya.

Pesan tersembunyi adalah informasi yang tidak segera terlihat, dan yang harus ditemukan atau diungkapkan dan ditafsirkan sebelum dapat diketahui.

Agar perilaku dan perbuatannya tidak terkesan mementingkan diri sendiri, orang-orang egois seringkali membungkus perilaku dan perkataannya, dengan kepedulian terhadap kebahagiaan dan kesejahteraan orang lain.

Setelah tidak berhasil dengan wacana mengamandemen UUD 45, saat ini teknik _door in face strategy_ dijalankan untuk memperpanjang kepemimpinan presiden.
Strategi dimulai dengan suatu permintaan yang sangat besar sehingga pasti ditolak, kemudian diikuti dengan permintaan yang lebih kecil dan dianggap masuk akal (Cialdini, 2006).

Setelah usulan Presiden 3 periode ditolak oleh presiden Jokowi, maka kini muncul lagi usulan “Penundaan Pemilu”.
Usulan itu awalnya dilontarkan oleh seorang menteri dan disambut dengan antusias oleh seorang ketua partai politik setelah dirinya bertemu dengan pelaku UMKM, para pengusaha, dan analis ekonomi Perbankan, membahas dampak pandemi dan waktu yang dibutuhkan untuk pemulihan ekonomi.
Pemilu 2024 itu diusulkan ditunda satu atau dua tahun, dengan alasan agar momentum perbaikan ekonomi ini tidak hilang dan kemudian tidak terjadi freeze (pembekuan ekonomi) untuk mengganti stagnasi selama 2 tahun masa pandemi.

Presiden Jokowi menanggapi soal usulan penundaan Pemilu 2024 dengan mengatakan bahwa Ia tetap taat pada konstitusi, dan akan menyelesaikan tugasnya sesuai amanat konstitusi.

Setelah “_Door in the face strategy_”, masih adakah strategi lain yang akan dimainkan untuk membujuk bapak Jokowi agar bersedia tetap menjadi presiden Republik Indonesia ?

“Konstitusi adalah pedoman yang tidak akan pernah saya tinggalkan.” George Washington.***

Pos terkait

banner 468x60