DAMPAK NEGATIF KECANDUAN GAME & JUDI ONLINE || Dari Merusak Fungsi Kognitif Hingga, Penurunan Daya Ingat Hingga Perubahan Perilaku
(CIAMIS, 09/03/2022). Terdapat 2 jenis gangguan jiwa baru yang telah ditetapkan World Helath Organization (WHO) pada Tahun 2018 terkait dengan adiksi atau kecanduan perilaku yaitu gambling disorder (gangguan berjudi) dan gaming disorder (gangguan game).
Adiksi atau kecanduan perilaku baru yaitu gambling disorder dan gaming disorder, tercantum dalam klasifikasi gangguan kejiwaan pada International Statistical Classification of Diseases and Related Health Problems (ICD) 11 yang akan diberlakukan pada 2022 mendatang.
Dilansir dari Liputan6.com pada tanggal 11 Agustus 2020, Kristina Siste Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa RSCM menyampaikan ulasanya pada kegiatan webminar Kementerian Kesehatan.
“Kenapa WHO memasukkan perilaku kecanduan ini ke dalam klasifikasi gangguan jiwa? Karena dampak negatifnya sangat besar,” ujar Siste, Rabu (5/8/2020).
Berikut dampak-dampak negatif dari gambling disorder dan gaming disorder yang dapat memengaruhi berbagai aspek mulai dari sisi biologi, psikologi, fisik, sosial, dan fungsi otak menurut Kristina Siste.
1. Dampak Biologi
Pertama, secara aspek biologi kecanduan ini dapat merusak fungsi kognitif sehingga pecandu tersebut tidak akan mampu untuk melakukan sebuah kegiatan dengan sistematik.
“Ada yang namanya fungsi eksekutif, fungsinya untuk merencanakan suatu kegiatan, misalnya mandi. Kalau mandi kita tidak akan langsung mengguyur badan saat masih mengenakan baju. Namun, ketika fungsi eksekutif rusak, itu bisa terjadi,” kata Siste dalam ulasanya.
2. Dampak Psikologi
Daya ingat dan konsentrasi bisa menurun. Secara psikologi ada gangguan Depresi, ide untuk bunuh diri, dan gangguan tidur yang terjadi sebagai dampak dari kecanduan game dan judi online.
3. Dampak Fisik
Pengidap gambling disorder dan gaming disorder akan mempunyai rasa lelah sepanjang hari dan menurunya sistem imun dalam tubuh disebabkan kurangnya asupan nutrisi ke dalam tubuh akibat terlalu banyak menghabiskan waktu bermain dan mengabaikan rutinitas normal lainya seperti, makan dan minum.
“Secara fisik ada obesitas karena setiap harinya hanya duduk saja dan tidak ada kegiatan fisik atau bahkan malnutrisi karena mereka cenderung makan makanan instan seperti mie instan atau makanan ringan yang tidak bergizi,” tambahnya.
4. Dampak Sosial
Perubahan perilaku dalam interaksi sosial, dimana pecandu menjadi agresif. Anak-anak yang kecanduan bermain game online rentan untuk meniru atau mempraktikan kejadian dalam permainan ke kehidupan nyata, seperti menjadi pemarah dan mengeluarkan kata yang tidak pantas saat dimarahi orangtua.
“Misalnya kata ‘ku bunuh kau’ yang terbiasa dari gim daring juga misalnya dari permainan tembak-menembak,” lanjutnya.
5. Dampak pada Fungsi Otak
Kalau bicara tentang adiksi internet maka kita tidak bisa lepas dari fungsi otak, kata Siste. Menurutnya, para orangtua harus meningkatkan kesadaran untuk melindungi anak-anaknya dari kecanduan game.
“Ketika seorang anak atau remaja mengalami kecanduan internet maka ada area-area otak yang rusak. Misalnya pada bagian dorsolateral prefrontal cortex ketika rusak, maka seorang anak atau remaja tidak bisa lagi mengendalikan perilaku bermain internetnya,” tambahnya.
Pada mereka yang mengalami kecanduan internet, umumnya memiliki keinginan untuk berhenti namun ia tidak bisa berhenti.
“Ada juga gangguan emosi dan memori, jadi daya memori mereka menjadi turun dan emosinya menjadi labil,” pungkas Siste.***
Sumber : Liputan6.com