DEWA PALSU || Kerangkeng Rencana Peranginangin

Rencana Peranginangin

DEWA PALSU || Kerangkeng Rencana Peranginangin

Merdeka !🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩

Retno Triani Soekonjono

(CIAMIS, 11/03/2022). Kabar mengejutkan terdengar dari Langkat, yaitu adanya dua sel kerangkeng manusia di area kediaman Bupati Langkat nonaktif Terbit Rencana Peranginangin, yang digunakan untuk memenjarakan sebanyak 40 orang pekerja kebun Kelapa Sawit.

RENCANA PERANGINANGIN (Bupati Langkat Nonaktif)

Dewa Peranginangin, anak dari mantan Bupati Kabupaten Langkat ternyata pelaku penyiksaan penghuni kerangkeng yang paling sadis.
Dalam temuan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK), para korban sampai mengalami gangguan jiwa dan cacat permanen.
Dewa melakukan penyiksaan terhadap para penghuni kereng dengan menggunakan selang, kunci Inggris, batu, balok, palu dan plastik yang dibakar lalu diteteskan ke tubuh.
Selain itu, Komisioner Komnas HAM Choirul Anam mengatakan ada beberapa ‘oknum’ anggota TNI-Polri yang terlibat dengan kasus kerangkeng ini.

RENCANA PERANGINANGIN (Bupati Langkat Nonaktif)

Sebutan Dewa dan Dewi adalah entitas supranatural yang menguasai unsur-unsur alam atau aspek-aspek tertentu dalam kehidupan manusia. Mereka disembah, dianggap suci dan keramat, serta dihormati oleh manusia. Mereka yang berjenis kelamin pria disebut “Dewa”, sedangkan “Dewi” adalah sebutan untuk yang berjenis kelamin wanita (Wikipedia).

Tapi mengapa Dewa Peranginangin begitu kejam,
bukannya suci tetapi biadab?

RENCANA PERANGINANGIN (Bupati Langkat Nonaktif)

Laura Maguire memberi penjelasan bahwa berdasarkan teori populer, ada yang tidak beres dengan sirkuit empati di otak orang yang kejam. Disaat itulah orang tersebut melakukan perilaku kekerasan atau kasar terhadap orang lain. Fenomena ini sering digambarkan sebagai EROSI EMPATI.

Empati adalah kemampuan untuk memahami secara emosional apa yang orang lain rasakan, melihat sesuatu dari sudut pandang mereka, dan membayangkan diri Anda di tempat mereka. Pada dasarnya, empati adalah menempatkan diri Anda pada posisi orang lain dan merasakan apa yang seharusnya mereka rasakan.

Ketika Erosi Empati terjadi, maka individu menemui kegagalan untuk melihat orang lain sebagai manusia seutuhnya. Dan ketika Ia tidak melihat orang lain sebagai manusia seutuhnya, maka akan jauh lebih mudah bagi individu tersebut untuk memperlakukan orang lain dengan kejam.

Simon McCarthy-Jones, menjelaskan tentang
Sadis dan psikopat, yang berkaitan dengan perilaku kejam.

Seseorang yang mendapat kesenangan dari menyakiti atau mempermalukan orang lain disebut sadis.
Orang yang sadis menikmati sakit orang lain lebih dari biasanya.

Orang yang Sadis sehari-hari mendapatkan kesenangan dari menyakiti orang lain atau melihat penderitaan mereka. Mereka bisa melakukannya dengan kata-kata atau aksi nyata sampai mereka puas.
Mereka cenderung menikmati film-film berdarah, menganggap perkelahian dan penyiksaan sebagai sesuatu yang menarik.
Orang yang Sadis biasanya tertarik pada permainan komputer yang penuh kekerasan. Semakin sering mereka bermain, maka mereka akan menjadi semakin sadis.

Penyebab sadisme belum diketahui secara pasti.
Beberapa ahli berpendapat bahwa perilaku sadis adalah sifat asli manusia yang menyebabkan manusia menyembelih hewan saat berburu.
Penyebab lain adalah masa kanak-kanak yang terganggu yang dapat berupa gangguan fisik atau emosional.
Pendapat yang lain mengatakan bahwa perilaku sadis muncul ketika orang ingin mendapatkan apa yang mereka inginkan seperti sex, uang atau kekuasaan.
Sadisme dapat diatasi dengan terapi yang tepat oleh psikolog atau psikiater yang berpengalaman.

Psikopati adalah suatu kondisi yang ditandai dengan tidak adanya empati dan rendahnya kondisi perasaan lainnya. Sifat tidak berperasaan, tidak terikat, dan kurangnya empati memungkinkan psikopat menjadi sangat manipulatif. Namun demikian, psikopati adalah salah satu gangguan yang paling sulit dikenali.
Anatomi otak, genetika (faktor keturunan) , dan lingkungan seseorang dapat berkontribusi pada perkembangan sifat psikopat.

RENCANA PERANGINANGIN (Bupati Langkat Nonaktif)

Dewa Peranginangin dan oknum polisi yang ikut dalam penyiksaan manusia yang dikerangkeng kemungkinan besar adalah orang yang sadis dan psikopat, yang berusaha keras menyembunykan sifatnya dengan kedok status sebagai anak bupati dan TNI-Polri, juga dengan penampilan fisik
dan pakaian mereka yang menarik untuk membuat kesan sebagai Dewa dan pengayom masyarakat yang baik.

“Hanya ada satu kebahagiaan dalam hidup ini, mencintai dan dicintai.” George Sand.***

Pos terkait

banner 468x60