DIPECAT atau DICOPOT || Retno Triani Soekonjono || Psikolog
Merdeka!🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩
(CIAMIS, 06/04/2022). Kita seringkali mendengar seseorang secara tiba-tiba dipecat atau diberhentikan dari tempat kerja atau dari organisasi yang diikuti.
Beberapa tokoh masyarakat atau orang terkenal di Indonesia yang pernah dipecat atau diberhentikan dari pekerjaannya antara lain :
Seorang Jenderal di pecat dari korpsnya.
Beberapa Menteri diberhentikan dari jabatannya
Dokter dipecat dari organisasinya dan masih banyak lagi.
Persepsi umum terhadap orang-orang yang dipecat adalah orang yang tidak melakukan tugas mereka sesuai dengan deskripsi pekerjaan yang disepakati bersama dengan benar atau orang yang membuat kesalahan besar yang tidak dapat dibenarkan. Itulah sebabnya mereka dipecat. Meskipun hal itu ada benarnya dalam beberapa situasi, namun dipecat tanpa peringatan, tanpa umpan balik, dan tanpa bantuan atau dukungan dari atasan mereka untuk memperbaiki apa yang menjadi kekurangan, banyak juga terjadi.
Bagaimana orang yang dipecat menanggapi pemecatan mereka?
Menurut penelitian,
19% peserta menyatakan bahwa mereka merasa pemecatan mereka adil, karena mereka telah menerima umpan balik sebelumnya tentang kinerja mereka, dan atasan mereka telah menetapkan harapan yang jelas untuk target yang harus dicapai.
81% merasa pemecatan mereka tidak adil. Jumlah ini meningkat menjadi 90% karena penilaian kinerja yang sebelumnya mereka terima menunjukkan hasil yang positif dan tidak menunjukkan bahwa posisi mereka dalam bahaya.
Aricia Shaffer, MSE, penulis Unlocking the Secrets of the Successful Career Seeker menjelaskan beberapa perasaan yang sering dihadapi orang setelah dipecat yaitu:
EMOSI
• Kesedihan. Karena pemutusan hubungan kerja melibatkan kehilangan sesuatu yang berharga, duka dan kesedihan sering terjadi. Intensitas kesedihan itu berbeda-beda pada setiap orang.
Jika pekerjaan adalah sesuatu yang sangat berarti bagi kelangsungan hidupnya, maka akibat pemecatan bisa menghancurkan kondisi psikologis mereka. Mereka bisa mengalami stres dan depresi.
• Kemarahan.
Terutama jika pemecatan itu mengejutkan atau tampak tidak wajar.
Tidak ada peringatan atau tanda-tanda bahwa atasan tidak puas dengan kinerja mereka. Juga tidak ada peringatan bahwa mereka telah melakukan pelanggaran yang cukup signifikan.
• Rasa Bersalah.
Orang yang diberhentikan mungkin menyesali hal-hal tertentu yang berkaitan dengan perkataan atau perilaku yang mungkin menyebabkan pemecatan.
Dia mungkin juga merasa bersalah karena peristiwa ini akan berdampak pada orang lain dalam keluarganya.
• Ketakutan.
Ketidakpastian tentang masa depan, terutama dalam hal keuangan dan prospek pekerjaan baru, dapat menyebabkan rasa takut, yang justru bisa mematikan semangat mencari pekerjaan baru.
Orang yang dipecat sering cenderung ekstrem.
Disatu sisi mereka mungkin dengan penuh semangat mencari pekerjaan baru untuk melupakan apa yang terjadi, mengatasi masalah keuangan, dan membuktikan pada orang lain dan diri sendiri bahwa bahwa mereka tidak layak untuk dipecat atau diberhentikan.
Di sisi yang berlawanan adalah orang-orang yang begitu lemah, meratapi nasib mereka dan menyembunyikan kondisi mereka dari dunia luar.
Nasehat dari psikolog pada orang yang mengalami pemecatan, walaupun mengalami guncangan emosi, tetap bersikap profesional adalah hal yang sangat penting. Perilaku gegabah dan bercerita di sosial media yang berkesan membela diri dapat menyebabkan konsekuensi yang tidak menguntungkan di kemudian hari.
Lakukan evaluasi yang bijaksana sehingga Anda dapat melanjutkan ke langkah berikutnya.
Pertanyaan penting adalah, seberapa sadar Anda akan kekurangan Anda?
Ceritakan apa yang Anda alami dengan jujur kepada profesional atau konselor yang terkenal kejujurannya tentang peristiwa yang Anda alami disertai dengan kekuatan dan kelemahan Anda.
Fahami dan akui pernyataan yang muncul dari umpan balik yang berharga dalam percakapan ini.
Kemungkinan banyak penilaian yang tidak sesuai dengan harapan Anda.
Jangan berdebat, membela diri atau menyalahkan orang lain. Namun dengarkan penjelasan dengan penuh perhatian.
Dipecat adalah peristiwa kehidupan yang tidak menyenangkan. Namun hal tersebut bisa membuka jalan kearah peluang yang lebih besar dan tak terduga.
Jangan terus mempertanyakan mengapa pemecatan bisa terjadi, fokuslah pada tindakan yang dapat membuat Anda mampu bangkit kembali
Bahkan jika perlu kirimkan ucapan terimakasih kepada mantan atasan Anda, atas kesempatan yang diberikan untuk bekerja sama selama ini dan menawarkan bantuan Anda jika atasan Anda membutuhkan bantuan di masa depan.
Orang tidak pernah tahu di mana perjalanan karir akan berakhir, dan sangat mungkin Anda akan bertemu lagi dengan mantan atasan Anda dalam jalur profesional yang lain dimasa mendatang.
Ucapan terima kasih sederhana akan menunjukkan kebesaran jiwa Anda dan kemampuan Anda menjaga hubungan baik yang telah terjalin selama ini.
“Saya tidak melihatnya saat itu, tetapi ternyata dipecat dari Apple adalah hal terbaik yang pernah terjadi pada saya. Beratnya menjadi sukses tergantikan dengan ringannya menjadi pemula lagi, kurang yakin akan segala hal. Itu membebaskan saya untuk memasuki salah satu periode paling kreatif dalam hidup saya”. Steve Jobs.