Beranda / PSYCHOLOGY / ANGGOTA DPR TIDAK MEMILIKI PERASAAN ? || Retno Triani Soekonjono || Psikolog

ANGGOTA DPR TIDAK MEMILIKI PERASAAN ? || Retno Triani Soekonjono || Psikolog

ANGGOTA DPR TIDAK MEMILIKI PERASAAN ? || Retno Triani Soekonjono ||
Psikolog

Merdeka ! 🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩

RETNO TRIANI SOEKONJONO

(CIAMIS, 02/04/2022). Lagi-lagi Anggota DPR berulah. Ditengah-tengah kondisi sulit akibat pandemi Covid, DPR mengusulkan dana Rp 48,7 miliar untuk penggantian gorden rumah dinas anggota dewan yang berada di kawasan Kalibata, Jakarta Selatan.

Apakah para anggota DPR ini mampu merasakan perasaan rakyat yang diwakilinya?

Seseorang yang tidak berperasaan adalah orang yang tidak pengertian dan tidak peka terhadap perasaan orang lain.

Jika Anda tidak berperasaan, Anda dingin dan tidak peduli. Seringkali disebut “tidak memiliki hati”

Orang yang tidak memiliki hati tidak memiliki rasa welas asih dan tidak dapat merasakan kesusahan apa pun ketika mereka menimbulkan penderitaan pada makhluk hidup lainnya.

Sebaliknya mereka yang memiliki hati cukup bertanggung jawab atas kesejahteraan orang lain, dan tidak cenderung menyalahkan orang lain atas kegagalan mereka sendiri.

Anak-anak yang tidak memiliki hati, cenderung menunjukkan kurangnya kasih sayang dan ketidakpedulian terhadap penderitaan sejak usia dini.

Dimulai dengan rasa senang melakukan serangan dengan kata-kata dan kesenangan dalam membunuh semut dan hewan kecil, dilanjutkan ke penyiksaan hewan, dan meningkat ke kekerasan keji terhadap anak-anak lain.
Banyak anak-anak seperti ini setelah dewasa menjadi penjahat karir.

Apakah orang yang tidak memiliki welas asih terhadap orang lain juga tidak mampu mengenali emosinya?

Sebutan yang tepat untuk orang yang tidak mampu mengenali emosinya adalah penderita Alexithymia.

Para peneliti mendeskripsikan alexithymia sebagai konstruk yang berkaitan dengan kesulitan mengalami, mengidentifikasi, dan mengekspresikan emosi.

Peter Sifneos, seorang psikiater dan profesor emeritus psikiatri di Harvard Medical School, pertama kali mendeskripsikan alexithymia pada awal 1970-an .

Orang dengan alexithymia memiliki masalah dengan introspeksi, atau mengamati proses mental dan emosional mereka sendiri

Alexithymia juga menyebabkan orang sulit untuk mengidentifikasi dan merespons emosi orang lain. Isu-isu ini dapat menyebabkan kesulitan dalam pengaturan sosial dan hubungan interpersonal.

Tanda dan gejala alexithymia meliputi:

• kesulitan mengidentifikasi perasaan dan emosi diri sendiri

• gaya berpikir “datar” yang tidak memperhitungkan emosi.

• kurang altruistik atau kurang minat untuk menolong orang lain.

• tampak “berjarak”, kaku, dan tanpa humor.

• mengalami kondisi kepuasan hidup yang buruk

Ringkasnya, Alexithymia adalah ketidakmampuan untuk mengidentifikasi dan menggambarkan emosi.
Orang dengan alexithymia mengalami kesulitan mengenali dan mengomunikasikan emosi mereka sendiri, dan mereka juga berjuang untuk mengenali dan merespons emosi orang lain.

Berita tentang usulan anggaran penggantian gorden rumah dinas anggota DPR yang fantastis besarnya, mendapat respon tajam dari rakyat yang mereka wakili.
Jangankan gorden, sebagian besar rakyat masih sulit untuk memiliki rumah yang sangat sangat sangat sederhana sekalipun.
Namun tidak ada tanggapan yang memuaskan dan bersifat menghargai perasaan rakyat dari 575 anggota DPR RI periode 2019-2024.

Mungkin memang benar, anggota DPR tidak mampu mengenali emosinya dan mengenali emosi rakyat yang diwakilinya.

“Setiap orang harus memutuskan apakah dia akan berjalan dalam terang altruisme kreatif atau dalam kegelapan keegoisan yang merusak.” Martin Luther King, Jr.***

Avatar Dr. Gumilar, S.Pd.,MM

Artikel menarik Lainnya