Beranda / PSYCHOLOGY / PAWANG HUJAN || TAKHAYUL ANGKA 13 || Retno Triani Soekonjono || Psikolog

PAWANG HUJAN || TAKHAYUL ANGKA 13 || Retno Triani Soekonjono || Psikolog

PAWANG HUJAN || TAKHAYUL ANGKA 13 || Retno Triani Soekonjono ||
Psikolog

Merdeka ! 🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩

Retno Triani Soekonjono

(CIAMIS, 27/03/2022). Ajang Motto GP di Mandalika 2022 telah usai, namun kenyataannya event tersebut masih menjadi pembicaraan terutama karena digunakannya jasa pawang hujan untuk menangkal hujan.

Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto mengaku kecewa dengan sikap pemerintah dalam ajang MotoGP Mandalika 2022 pada Minggu (20/3/2022) lalu, yang dianggap lebih mempercayai seorang pawang daripada teknologi modifikasi cuaca (TMC).
“Terus terang, saya pribadi lebih percaya pada TMC ketimbang pawang hujan,” ujar doktor bidang teknik nuklir, Tokyo Institute of Technology Jepang itu kepada media, Kamis (24/3/2022).

Perilaku Pawang Hujan sering dikatagorikan sebagai perilaku irasional,
mistis yaitu keyakinan bahwa perilaku atau tindakan tertentu dapat membawa keberuntungan.
Bahkan beberapa orang mengatakan bahwa perilaku tersebut adalah musyrik yang dilakukan oleh orang yang menyekutukan Allah SWT.

Namun secara disadari atau tidak disadari mungkin juga kita pernah melakukan suatu perilaku irasional yang disebut Takhayul.

Takhayul adalah kepercayaan atau sikap yang membuat hubungan antara peristiwa yang tidak berhubungan. Mereka sering bertentangan dengan logika atau sains rasional, dan dalam banyak kasus perilaku atau ritual takhayul sangat sedikit hubungannya dengan hasil yang dicari.

Bagaimana Takhayul menurut ilmu Psikologi ?
Keyakinan takhayul adalah hal yang umum, dan banyak psikolog menganggapnya sebagai ekspresi ketegangan dan kecemasan batin.

Studi penelitian yang menyelidiki mengapa orang percaya pada takhayul mengungkapkan bahwa bagi banyak orang, takhayul dapat mengurangi kecemasan dan meningkatkan sikap mental yang positif.

Ketika kita tidak yakin akan suatu hasil, kita mungkin menemukan cara untuk mengendalikannya meskipun itu hanya dalam pikiran kita. Misalnya, beberapa orang akan memakai baju “keberuntungan” mereka untuk wawancara kerja, dengan harapan dapat membantu mereka mendapatkan posisi tersebut.

Takhayul sering diturunkan dari generasi ke generasi, dengan banyak asal-usul yang hilang dari sejarah. Beberapa tersebar luas, sementara yang lain khusus untuk budaya atau pekerjaan tertentu.

Takhayul yang umum :

1. Pesona keberuntungan: Contoh umum tapal kuda, batu kecubung.

2. Angka: Angka 13 dianggap sial dalam budaya Barat. Beberapa bangunan bertingkat bahkan diberi nomor dari lantai 12 langsung lantai 14.
Angka 4 seringkali juga dianggap membawa sial.
Misalnya, beberapa gedung bertingkat tidak menggunakan angka 4 untuk menomori lantai dan menggantinya dengan 3A.

3. Hari : keluar dari Rumah Sakit, hari Sabtu dipercaya akan berakibat segera masuk RS lagi.
Hari Selasa tidak menguntungkan untuk melakukan kegiatan bisnis.

4. Hewan: Beberapa orang percaya bahwa kucing hitam yang melintasi jalannya adalah tanda nasib buruk, dan yang lain percaya bahwa seekor burung gagak yang terbang atau hinggap diatas atap rumah adalah tanda kematian yang segera akan datang.

Beberapa takhayul yang sering terjadi adalah jenis “jika Anda melakukan ‘x,’ maka nasib buruk akan mengikuti”.

Menurut ilmu psikologi, perilaku takhayul muncul ketika “pemberian hukuman atau hadiah terjadi bersamaan dengan perilaku independen.” Sebuah contoh :
1. Anda sedang bersiap mau keluar rumah, tiba-tiba seekor cicak jatuh ke pundak anda. Beberapa menit kemudian, ketika Anda mengemudi mobil tiba-tiba ada orang yang menyeberang sehingga hampir tertabrak.
Besar kemungkinan Anda mengaitkan kejadian ini dengan kejatuhan cicak.

2. Anda akan mengikuti pertandingan Olah Raga dengan hadiah uang yang cukup besar untuk pemenangnya.
Anda memilih kostum yang menurut anda membawa keberuntungan. Ternyata Anda menang dalam pertandingan tersebut. Kepercayaan bahwa kostum yang Anda pilih membawa keberuntungan terbukti.

Perilaku dan ritual takhayul umumnya tidak berbahaya, dan dalam banyak kasus dapat dilihat sebagai suatu cara untuk mengendalikan kecemasan atas hal yang tidak diketahui.

Namun, ketika kebutuhan untuk melakukan ritual menjadi paksaan yang mengganggu kemampuan Anda untuk berfungsi setiap hari, maka hal itu bisa berbahaya dan menyebabkan gejala seperti:
• Kekhawatiran yang berlebihan
• Ketegangan
• Rasa tidak percaya diri

Takhayul fobia (ketakutan) juga dapat mengganggu kehidupan seseorang, dan menyebabkan banyak kecemasan. Misalnya, orang yang takut pada hari Jumat tanggal 13 mungkin mengubah pengaturan perjalanan atau melewatkan janji penting karena kecemasan yang tidak berdasar. Jenis takhayul ini tidak memberikan manfaat sama
sekali.

Secara umum, wanita lebih percaya takhayul daripada pria. Wanita juga mungkin mengalami lebih banyak kecemasan, atau setidaknya, lebih banyak wanita daripada pria yang mencari bantuan untuk masalah kecemasan.

“Dalam takhayul , orang bijak mengikuti orang bodoh”. Francis Bacon.***

Avatar Dr. Gumilar, S.Pd.,MM

Artikel menarik Lainnya