PERLUKAH MENTERI DI PSIKOTES … ? || Retno Triani Soekonjono ||
Psikolog
Merdeka ! 🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩

(CIAMIS, 08/04/2022). Joko Widodo atau Jokowi kembali menyentil para menterinya terkait kinerja mereka dalam menerapkan kebijakan. Presiden mengingatkan perlunya memiliki SENSE OF CRISIS di tengah situasi ekonomi dan pandemi yang tidak menentu.
Presiden menegur menteri yang menerapkan kebijakan tanpa adanya KOMUNIKASI.
“Tidak ada statement. Tidak ada komunikasi. Harga minyak goreng sudah 4 bulan tidak ada penjelasan ini kenapa. Menteri juga tidak menjelaskan apa-apa mengenai ini. Kenapa pertama diceritain dong ke rakyat,” lanjutnya
Presiden Jokowi kemudian mencontohkan harga Pertamax yang tiba-tiba naik tanpa adanya penjelasan. Presiden menyindir habis kurangnya EMPATI menteri kepada rakyat.
Kemampuan Empati, Komunikasi, Sense of Crisis merupakan potensi yang dimiliki oleh manusia.
Potensi manusia bisa dideteksi dengan tes psikologi yang hanya bisa dilakukan oleh Psikolog.
Tujuan penilaian psikologis adalah untuk lebih memahami kekuatan dan kelemahan seseorang, mengidentifikasi potensi kognisi (IQ), kepribadian, reaksi emosional, sistematika kerja, kepemimpinan, dan masih banyak lagi.
Tes psikologi bukanlah satu tes tunggal, tetapi serangkaian tes dan prosedur yang dikembangkan secara ilmiah yang menilai berbagai aspek fungsi psikologis seseorang.
Tes psikologi adalah tes yang distandarisasi (“bernorma”) atas kelompok yang didefinisikan dengan jelas dengan karakteristik perwakilan usia, jenis kelamin, pendidikan, status sosial ekonomi, atau fitur lainnya. Tes ini memungkinkan kita untuk membandingkan klien yang kita nilai dengan kelompok “normal” yang lebih luas.
Selain itu ada proses wawancara
yang memungkinkan psikolog melakukan pengamatan keterampilan sosial, bahasa, dan komunikasi.
Bagaimana menentukan potensi yang harus dimiliki kandidat?
Psikolog Industri dan Organisasi akan mempelajari deskripsi jabatan yang akan diberikan pada klien atau kandidat.
Sudah pasti jabatan menteri perdagangan akan berbeda dengan menteri keuangan atau menteri yang lain, sehingga potensi yang dideteksi juga berbeda.
Selain potensi penting yang harus dimiliki kandidat sesuai dengan deskripsi jabatannya, dalam hal jabatan menteri sebagai pembantu presiden harus diisi dengan orang-orang dengan “gaya kerja” yang sesuai dengan presiden. Chemistry atau perasaan yang bertaut dan terkoneksi antara menteri dan presiden dan kecocokan merupakan syarat mutlak.
Pengangkatan menteri selama ini adalah hak prerogatif presiden.
Kemungkinan besar hanya didasari oleh Kompetensi yang dimiliki calon menteri.
Kompetensi berbeda dengan potensi yang hanya bisa dideteksi dengan psikotes.
Kompetensi adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang sesuai dengan standardisasi yang diharapkan (Badan Nasional Sertifikasi Profesi , 2014)
Pengukuran kompetensi kandidat dilakukan dengan Assessment Center.
Assessment center merupakan metode yang berbasis kompetensi yang didesain dengan mengikuti standar internasional. Mengacu pada definisi konseptual yang diakui secara universal, maka metode Assessment Center (AC) juga diartikan sebagai proses sistematis untuk menilai keterampilan, pengetahuan, dan kemampuan individu yang dianggap kritikal bagi keberhasilan kinerja yang unggul.
Penilai dalam Assesment Center terdiri atas beberapa assessor (penilai) .
Keterlibatan multi-assessor ini dilakukan agar penilaian kompetensi peserta assessment dapat lebih objektif dan menekan bias yang mungkin terjadi. Oleh sebab itu, dibutuhkan keterampilan dan keahlian sebagai seorang assessor. Lazimnya, seorang assessor adalah orang yang telah mendapatkan sertifikasi untuk menjadi assessor dan mengikuti pelatihan menurut aturan yang telah ditentukan.
Seorang Assessor tidak harus psikolog.
Kembali ke “sentilan” presiden Jokowi pada para menteri pembantunya, dimana potensi-potensi tertentu dipandang perlu dan mendapat penekanan dari presiden, maka tidak ada salahnya kandidat menteri menjalani psikotes.
Harapannya para menteri sebagai pembantu presiden, baik yang berasal dari usulan partai politik maupun dari profesional yang lolos psikotes dan uji kompetensi dengan Assessment Center betul-betul orang yang sesuai dengan kriteria yang dikehendaki presiden.
“Kepemimpinan yang efektif adalah satu-satunya keunggulan kompetitif yang akan bertahan. Itu karena kepemimpinan memiliki dua sisi – apa karakter seseorang dan apa yang dilakukan seseorang – kompetensi.” Stephen Covey.***