RATNAKU SAYANG || Part-6 ||BIAYA RAWAT INAP RUMAH SAKIT SANGAT MAHAL ||Retno Triani Soekonjono || Phsycolog
(CIAMIS, 02/02/2022). Surat Al-Mu’min Ayat 55:
فَٱصْبِرْ إِنَّ وَعْدَ ٱللَّهِ حَقٌّ وَٱسْتَغْفِرْ لِذَنۢبِكَ وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ
بِٱلْعَشِىِّ وَٱلْإِبْكَٰرِ Arab-Latin: Faṣbir inna wa’dallāhi ḥaqquw wastagfir liżambika wa sabbiḥ biḥamdi rabbika bil-‘asyiyyi wal-ibkār
Terjemah Arti: Maka bersabarlah kamu, karena sesungguhnya janji Allah itu benar, dan mohonlah ampunan untuk dosamu dan bertasbihlah seraya memuji Tuhanmu pada waktu petang dan pagi.
Empat orang Ustad sudah menyerah untuk menangani masalah Ratna.
Saya tidak punya pilihan, saya harus merawat Ratna selamanya di Rumah, dengan resiko sewaktu-waktu Ratna harus masuk RS khusus . Biaya yang sudah saya keluarkan untuk biaya RS khusus di Jakarta maupun di Tangerang sudah sangat banyak bagi saya.
Saya bukan orang kaya walaupun memiliki beberapa properti (rumah, apartemen, kios) dari warisan nenek saya Ibu Soekarmini kakak dari BK.
Sebagian besar properti sudah saya jual, untuk biaya pengobatan Ratna dan biaya RS yang selalu dikamar VIP.
Mengapa dikamar VIP? Kok sombong amat? Ratna yang dalam riwayat kesehatannya tertulis menderita Schizophrenia atau Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) tidak mudah diterima di RS Umum atau Khusus.
5 (LIMA) RS Umum pernah menolak Ratna penderita Schizo ketika Usus besarnya buntu, dan harus dioperasi. Tetapi karena sudah terpojok, saya mendesak salah satu RS Umum untuk menerima Ratna dan mengancam akan memviralkan di Medsos bahwa ada RS Umum yang menolak pasien ODGJ.
Akhirnya RSU tersebut menerima dengan syarat harus di kelas VIP yang hanya berisi satu orang dan harus dijaga, karena RS takut Ratna mengamuk bila sekamar berdua.
Mau tidak mau Ratna harus sendirian dalam satu kamar VIP dan dijaga. Untuk menjaga Ratna di RS sedikitnya dibutuhkan 4 orang, bergantian 2 orang pagi dan 2 orang siang. Berapa biaya untuk 4 orang penjaga ? Tentu tidak kecil.
Kenapa ketika dirawat di RS KHUSUS ODGJ JUGA harus sendirian atau dikamar VIP?
RS Khusus penderita Schizo memiliki kebijakan, pasien baru harus sendirian untuk adaptasi dan proses observasi. Sampai kapan? Terserah RS, saya tidak bisa memaksa. Terserah mau ikut peraturan atau dibawa pulang ke rumah.
Terpaksa Ratna saya masukkan ruang VIP selama 7 bulan… alasan mereka selalu kamar kelas 1,2 dan 3 penuh.
Sebelum terjadi Pandemi Covid, menjual properti agak mudah asal harga tidak terlalu mahal. Tetapi saat Pandemi terjadi, sulit menjual Peoperti atau rumah.
Mau pinjam uang di Bank dengan jaminan surat rumah tidak bisa, karena umur saya sdh melebihi batas maksimum orang yang boleh menerima pinjaman (saya sudah 70 th plus)
Pinjam uang di teman atau saudara? Mereka juga harus hati-hati menata keuangan mereka disaat sulit seperti sekarang ini.
Sejak Tahun 2020 saya sudah tidak menjadi dosen, karena Perguruan Tinggi terikat peraturan batasan umur dosen dengan gelar S2. Saya bisa memaklumi.
Apa yang bisa saya perbuat?
Hanya berdoa semoga Ratna sehat fisiknya agar tidak masuk RS. Padahal Ratna tidak pernah mengatur pola makanan atau obat-obat yg masuk ke mulutnya.
Benar-benar hidup dengan “bom waktu” yang bisa meledak kapan saja.
Kalau Ratna masih dalam kondisi “berbahaya” seperti sekarang, bila saya meninggal dunia, tidak ada seorang pun yang mau merawatnya (sudah saya tanyakan), termasuk saudara2 saya karena memang sangat sulit merawat Ratna. Saya tidak menyalahkan mereka atau siapapun. Sedangkan Ratna tidak punya ayah atau abang lagi. Ratna pasti akan dimasukkan RS Jiwa bersatu dengan orang yang betul2 gila dan hidup dalam dunianya sendiri. Sedangkan Ratna masih bisa mendengarkan Youtube, menulis di internet, menggambar desain rumah, berbahasa Inggris dengan bagus. Saya tidak tega melihat Ratna di RSJ Grogol Jakarta, atau RSJ Lawang di Jatim bercampur dengan orang yang betul-betul gila dibelakang kerangkeng besi.
Pemikiran-pemikiran seperti itu membuat saya sedih dan putus asa.
Namun Alhamdulillah dengan iman dan taqwa yang saya miliki, saya mampu menyandarkan “diri” saya pada Allah. Apa yang akan terjadi, terjadilah menurut kehendakMu. Pasti yang terbaik menurutMu bukan menurut saya.
Saya mencari kesibukan dengan menerima jasa sebagai psikolog, melukis, membuat kalung-gelang, memasak dan menulis, menyebar ilmu psikologi pada masyarakat luas sebagai pengganti mahasiswa di ruang kuliah.
Mudah-mudahan bisa menjadi tabungan amal untuk kehidupan di akherat.
Aamiin YRA…. Bersambung pada tulisan selanjutnya.***